MAKALAH
PERKONGRUENAN
LINIER DAN APLIKASINYA

DISUSUN OLEH :
1.
VEBRUANDA WILZANI PUTRI (A1C214017)
2.
INDRIANI SAFITRI (A1C2140
3.
DOLY SATRIA B.B (A1C2140
DOSEN PENGAMPU :
Dra. DEWI
IRIANI, M.Pd
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq,
hidayah dan inayah-Nya lah penulis sampai saat ini masih diberikan bermacam
kenikmatan yang tiada ternilai harganya serta Rasul Allah Muhammad SAW pembawa
petunjuk bagi umat Islam, hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
dengan judul “Perkongruenan Linier dan
Aplikasinya”. Makalah ini disusun sebagai salah
satu tugas mata kuliah Teori Bilangan.
Kami
sebagai penulis sangat menyadari keterbatasan
dan kemampuan yang dimiliki sehingga banyak kendala dan kesulitan yang
dihadapi dalam penulisan makalah ini. Namun demikian berkat bimbingan, arahan,
dorongan, perhatian, serta bantuan baik moral maupun materil dari berbagai
pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan
rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu semua
kritik dan saran untuk perbaikan dan kemajuan ke depan sangat diharapkan dan
diterima oleh penulis. Akhirnya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalam.
Jambi, Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……….............................................................................................
2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................................ 4
B. RUMUSAN
MASALAH...................................................................................
5
C. TUJUAN
PENULISAN.....................................................................................
5
D. MANFAAT
PENULISAN.................................................................................
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. PERKONGRUENAN LINIER.......................................................................................... 6
2. TEOREMA 5.10.................................................................................................
8
3. TEOREMA 5.11.................................................................................................
8
4. TEOREMA
5.12...............................................................................................
10
5. TEOREMA 5.13...............................................................................................
13
6. TEOREMA
5.14...............................................................................................
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN.................................................................................................15
B. SARAN.............................................................................................................
15
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 16
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penulisan Makalah
B. Rumusan Makalah
Makalah tentang PERKONGRUENAN
LINIER DAN APLIKASINYA ini mencakup beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut :
1.
apakah
yang dimaksud
dengan perkongruenan linier?
2.
bagaimana aplikasi perkongruenan linier?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. agar pembaca
dapat mengetahui apakah itu perkongruenan linier.
2. agar pembaca
dapat mengetahui bagaimana aplikasi perkongruenan linier.
D.
Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi tambahan bagi pembaca dan bagi mahasiswa Pendidikan Matematika
khususnya. Penulis mengharapkan tulisan ini bisa menjadi suatu pemaparan yang
dapat menjelaskan tentang perkongruenan
linier dan aplikasinya dalam teori
bilangan bagi pelajar yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas teori
bilangan. Penulis juga mengharapkan agar pembaca dapat memahami pentingnya ilmu teori
bilangan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II. PERKONGRUENAN
LINEAR
Perkongruenan
Linear :
·
Merupakan kalimat terbuka
yang menggunakan relasi kekongruenan
·
Pangkat tertinggi satu
·
Bentuk Umum : ax ≡ b (mod m),
a≠0 (mod m).
Contoh :
- 3x
≡ 4 (mod 5), merupakan perkongruenan linear.
- X4
– 5x + 7 ≡ 5 (mod 7), bukan
merupakan pengkoreanan linear.
Untuk
perkongruenan linear 3x ≡ 4 (mod 5),
Jika x = 3 maka : 3.3 ≡ 4
(mod 5)
9 ≡ 4 (mod 5), merupakan suatu kalimat
pengkongruenan linear yang benar.
Jika x = -7 maka : 3
(-7) ≡ 4 (mod 5)
-21 ≡ 4 (mod 5), merupakan
suatu kalimat pengkongruenan linear yang benar.
Dan untuk nilai – nilai x
yang lainnya, seperti : ......, -12, -7, -2, 3, 8. ....
Karena ax ≡ b (mod m), berarti ax – b = km atau
ax = b + km.
Jadi, perkongruenan linier ax ≡ b (mod
m) akan mempunyai solusi atau penyelesaian jika dan hanya jika ada
bilangan-bilangan bulat x dan k yang memenuhi persamaan ax = b + km.
Misalkan r memenuhi perkongruenan
linier ax ≡ b (mod m),berarti ar ≡ b (mod m). Maka setiap bilangan bulat ( (r +
m), (r + 2m), (r + 3m), ..., (r – m), (r – 2m),...) memenuhi perkongruenan itu
sebab,
a(r +km)
≡ ar ≡ b (mod m) untuk setiap bilangan bulat k.
Diantara bilangan-bilangan bulat ( r
+ km ) dengan k = 0, 1, 2, 3, ...,-1, -2, -3,... ada tepat satu dan hanya satu
katakan s dengan 0 ≤ s < m, sebab suatu bilangan bulat mesti terletak
diantara dua kelipatan m yang berurutan.
Jadi, jika r memenuhi perkongruenan
ax ≡ b (mod m) dan km ≤ r < (k+1)m untuk suatu bilangan bulat k, maka 0 ≤ (
r – km) < m.
Jadi, s = r – km untuk suatu bilangan bulat k.
Dengan kata lain, s adalah residu
terkecil modulo m yang memenuhi perkongruenan ax ≡ b (mod m). Selanjutnya s
disebut solusi ( penyelesaian ) dari perkongruenan itu.
ax ≡ b (mod m).
Contoh :
Misalkan
2x ≡ 4 (mod 2)
Nilai-nilai
x yang memenuhi perkongruenan 2x ≡ 4 (mod 2) ini adalah ..., -19, -12, -5, 2,
9, 16, ... dengan solusi perkongruenan adalah 2. Yaitu residu terkecil modulo 7
yang memenuhi perkongruenan linier 2x ≡ 4 (mod 2).
Pada persamaan ax = b dengan a ≠ 0
hanya mempunyai satu solusi, tetapi pada perkongruenan linier ax ≡ b (mod m)
dapat mempunyai tepat satu solusi, banyak solusi, bahkan ada yang tidak
mempunyai solusi.
Contoh :
1.
2x ≡ 1 (mod 4)
Jika 2x ≡ 1 (mod 4) maka 4 │ (2x – 1) tidak mempunyai solusi karena
tidak ada suatu bilangan bulat x yang memenuhi 4 │ (2x – 1) berarti 4 │ (2x –
1)
2.
3x ≡ 5 (mod 11)
Jika 3x ≡ 5 (mod 11) maka 11 │ (3x – 5) hanya mempunyai tepat satu
solusi yaitu 9
3.
2x ≡ 4 (mod 6)
Jika 2x ≡ 4 (mod 6) maka 6 │ (2x – 4) mempunyai beberapa solusi
yaitu yaitu 2 dan 5.
TEOREMA 5. 10
Jika (a,m) + b maka perkongruenan
linier ax ≡ b (mod m) tidak memiliki solusi.
BUKTI :
(Pembuktian dengan kontraposisi)
Misalkan r adalah solusi dari ax ≡ b
(mod m) maka ar ≡ b (mod m) sehinggan ar – b = km untuk suatu bilangan bulat k.
Perhatikan bahwa ar – b = km, (a,m) │a
dan (a,m) │b. Terbuktilah kontraposisi dari teorema itu, sehingga terbukti pula
teorema itu.
Contoh :
6x ≡ 7 (mod 8) karena ( 6,8 ) = 2 dan 1 + 7 maka pengkongruenan 6x ≡ 7 (mod 8) tidak
mempunyai solusi.
TEOREMA 5.11
Jika (
a,m ) = 1, maka ada bilangan bulat r dan s sehingga ar + ms = 1. Jika kedua
ruas dari persamaan ini dikalikan b, diperoleh :
(ar) b +
(ms) b = b
a (rb) +
m (sb) = b
a (rb) –
b = -(sb) m
Persamaan
terakhir ini berarti bahwa a (rb) – b
adalah kelipatan m.
Jadi, a (rb) = b (mod m)
Maka
residu terkecil dari rb modulo m adalah solusi dari perkongruenan linier itu.
Sekarang tinggal menunjukkan bahwa solusi itu tunggal.
Andaikan solusi perkongruenan linier
itu tidak tunggal, misalkan dan masing-masing solusi dari ax ≡ b (mod m), maka
ar ≡ b (mod m) dan as ≡ b (mod m)
Dengan
sifat transitif diperoleh bahwa
ar ≡ as (mod m). Karena (a,m) = 1,
maka
r ≡ s (mod m). Ini berarti m │(r –
s)
Tetapi karena r dans adalah solusi
dari perkongruenan itu, maka r dan s masing-masing residu terkecil modulo m,
sehingga
0 ≤ r < m dan 0 ≤ s < m
Dari kedua ketidaksamaan ini
diperoleh bahwa -m < r - s <
m, tetapi karena m │(r - s) maka
r - s = 0
atau r = s. Ini berarti bahwa solusi dari perkongruenan linier tunggal
(terbukti).
Salah satu cara menyelesaikan
perkongruenan linier adalah memanipulasi koefisien atau konstan pada
perkongruenan itu, sehingga memungkinkan kita untuk melakukan konselasi
(penghapusan).
Contoh :
1. 4x ≡ 1 ( mod 15 )
4x ≡ 16 ( mod 15 )
x ≡ 4 ( mod 15 )
x = 4 +
15 k untuk
suatu k = 0, ±1, ±2, ±3, ...
Residu terkecil dari 4x ≡ 1 ( mod 15 ) adalah 4.
2. 14 x ≡ 27 ( mod 31 )
14
x ≡ 58 ( mod 31 )
7x ≡ 29 ( mod 31 )
7x ≡ 91 ( mod 31 )
x ≡ 13 ( mod 31 )
x = 13 + 31 k untuk suatu k = 0, ±1, ±2,
±3, ...
Residu terkecil dari 14 x ≡ 27 ( mod
31 ) adalah 13.
Jika ( a,m ) = 1 berdasarkan teorema
5.11 maka perkongruenan ax ≡ 1 ( mod m ) juga mempunyai tepat satu solusi.
Solusi itu disebut invers dari a modulo m
yang disebut a-1.
a-1 (mod m )
dapat ditulis dengan ax ≡ 1 (mod m)
Contoh
:
Tentukan
2-1 (mod 13)
Jawab :
2x ≡ 1 ( mod 13 )
2x ≡ 14 ( mod 13 )
x ≡ 7 ( mod 13 )
x = 7 + 13 k untuk k = 0, ±1, ±2, ±3, ...
Residu terkecil dari 2x ≡ 1 ( mod 13 ) adalah 7.
TEOREMA 5.12
Jika (
a,m ) = d dan d │ b maka perkongruenan
linier ax ≡ b (
mod m ) memiliki tepat d solusi.
BUKTI :
1.
Pengkongruenan linier
memiliki d solusi.
(a,m) = d, berarti ada a¢ dan m¢
sehingga
a = da¢ dan m =
dm¢
d │b berarti ada b¢
sehingga b = db¢
sehingga dari ax ≡ b (mod m) memberikan
da¢x ≡ db¢ (mod dm¢) atau
a¢x ≡ b¢ (mod m¢).
Dari (a,m) = d memberikan (da¢, dm¢) = d
atau (a¢,m¢) = 1.
Menurut teorema 5.11. Jika (a¢, m¢) = 1,
mka a¢x ≡ b¢ (mod m¢)
memiliki satu solusi. Misalkan solusi itu r, maka d buah bilangan, yaitu r, r +
m¢, r + 2m¢, ..., r
+ (d - 1) m¢ atau e
+ km¢ untuk k
= 0, 1, 2, 3, ..., (d -1)
semuanya adalah solusi dari perkongruenan ax ≡ b (mod m). Hal ini ditunjukkan
demikian.
Pertama setiap r + km¢ dengan
k = 0, 1, 2, 3, ..., (d - 1)
memenuhi perkongruenan ax ≡ b (mod m).
ax = a (r + km¢) = da¢ (r + km¢)
= da¢r + da¢ km¢
= a¢rd + a¢ km¢ d
Karena a¢r ≡ b¢ (mod m¢) dan m¢d = m,
maka
ax ≡ a¢rd + a¢ km¢ d (mod
m)
≡ b¢ d + a¢ km (mod
m)
≡ b¢ d (mod
m)
ax ≡ b (mod m) karena b = b¢ d
Jadi, r + km¢ untuk k
= 0, 1, 2, 3, ..., (d - 1)
memenuhi perogruenan ax ≡ b (mod m).
Kedua, setiap r + km¢ dengan
k = 0, 1, 2, 3, ..., (d - 1)
adalah residu terkecil modulo m. Ditunjukkan demikian
r adalah solusi dari a¢x ≡ b¢ (mod m)
berarti r ≥ 0 sehingga 0 ≤ r + km¢
r + km¢ ≤ r +
(d - 1) m¢ untuk
setiap k = 0, 1, 2, 3, ..., (d - 1)
r + (d - 1) m¢ < m¢ + (d - 1) m¢
m + (d - 1) m¢ = dm¢ = m
Jadi, 0 ≤ r + km¢ < 1.
Ini mengatakan bahwa r + km¢ untuk k = 0, 1, 2, 3, ..., (d - 1)
adalah residu-residu terkecil modulo m.
Ketiga, tak ada dua bilangan di antara r + km¢ untuk k
= 0, 1, 2, 3, ..., (d - 1) yang
kongruen modulo m, sebab r + km¢ untuk k
= 0, 1, 2, 3, ..., (d - 1)
adalah residu-residu terkecil modulo m yang berbeda.
2.
Tak ada solusi lain, kecuali
d buah solusi.
Jadi diambil bahwa r adalah solusi dari perkongruenan ax b (mod m).
Misalkan solusi lain maka as ≡ b (mod m) dan ar ≡ b (mod m).
Jadi, as ≡ ar ≡ b (mod m).
Karena (a,m) = d dan as ≡ ar (mod m) diperoleh bahwa
s ≡ r (mod m/d)
s ≡ r (mod m¢) karena
m = dm¢.
Ini berarti s - r = tm¢ atau s
= r + tm¢ untuk
suatu bilangan bulat t.
Karena s adalah residu
terkecil modulo m, sedangkan semua residu terkecil modulo m berbentuk r + km¢ dengan k = 0, 1, 2, 3, ..., (d - 1).
Maka s = r + tm¢ adalah
salah satu di antara r + km¢.
Jadi tak ada solusi lain, kecuali d buah solusi, yaitu r + km¢ dengan
k = 0, 1, 2, 3, ..., (d - 1).
Contoh :
Selesaikanlah
6x ≡ 15 ( mod 33)
Jawab :
6x ≡ 15 ( mod 33) karena (6 , 33) = 3 maka
2x ≡ 5 ( mod 11) karena
(2 , 11) = 1 maka
2x ≡ 16 ( mod 11)
x ≡ 8
( mod 11)
ini
berarti x = 8 + 11k, untuk setiap bilangan bulat k.
untuk
k = 0 maka x = 8
untuk
k = 1 maka x = 19
untuk
k = 2 maka x = 30
Jadi
6x ≡ 15 ( mod 33) mempunyai 3 buah
solusi yang berbeda yaitu 8, 19, dan 30.
TEOREMA 5.13
Bentuk umum persamaan linear Diophantus adalah
ax + by = c dengan a, b ≠ 0 dan a, b, c, x , y bilangan-bilangan
bulat.
Dari
persamaan ax + by = c dapat dibentuk
ax ≡ c (
mod b) atau by ≡ c ( mod a)
Untuk
menyelesaikan persamaan linear Diophantus kita dapat menyelesaikan salah satu
perkongruenan linear tersebut.
Contoh :
Tentukan
himpunan penyelesaian dari 9x + 16y = 35
Jawab :
16y ≡ 35 ( mod 9) karena (16 , 9) = 1 maka
16y ≡ 44 ( mod 9)a
4y ≡ 11 ( mod 9) karena (4 , 9) = 1 maka
4y ≡ 20 ( mod 9)
y ≡ 5 ( mod 9)
ini berarti y = 5 + 9t untuk setiap bilangan bulat t
Subsitusikan y = 5 + 9t ke persamaan 9x + 16 = 35
9x + 16(5 + 9t) = 35
9x + 80 + 144t = 35
x = -5 – 16t untuk setiap
bilangan bulat t
Jadi himpunan penyelesaian dari 9x + 16y = 35 adalah {(x, y) │ x =
-5 - 16t, y
= 5 + 9t dan t bilangan bulat} Jika t = 0, maka x = -5, y = 5, sehingga (-5, 5)
adalah suatu penyelesaian dari persamaan 9x + 16y = 35.
Hal tersebut dapat dikatakan bahwa apabila (x0, y0)
adalah suatu solusi dari persamaan linier Diophantus ax + by = c maka
solusi-solusi lainnya adalah (x0, + bt, y0 - at)
untuk setiap bilangan bulat t.
TEOREMA 5.13
Persamaan linear diophantus a¢x + b¢y = c¢ yang
diperoleh dari ax + by = c dengan a¢ = a :
(a , b), b¢ = b :
(a , b), c¢ = c :
(a , b) mempunyai suatu penyelesaian (solusi)
x = r dan y = s, maka himpunan semua penyelesaian dari ax + by = c adalah
{(x, y) │ x ≡ r + b¢t, y ≡ s
- a¢t dan t
bilangan bulat}.
TEOREMA 5.14 ( TEOREMA SISA)
Sistem perkongruenan linier x ≡ a1
(mod mi), i = 1, 2, 3, ..., k dengan (mi, mj) = 1 untuk setiap i ≠ j memiliki
solusi bersama modulo (m1, m2, m3, mk)
dan solusi bersama itu tunggal.
BUKTI :
1.
Sistem perkongruenan linier x
≡ a1 (mod mi) untuk i = 1, 2, 3, ..., t mempunyai solusi
bersama modulo (m1, m2, ..., mt).
Pembuktian dengan induksi matematika untuk bilangan asli k.
Untuk k = 1 berarti x ≡ a1 (mod m1) jelas mempunyai
solusi.
Untuk k = 2, yaitu sistem perkongruenan x ≡ a1n(mod m)
dan x ≡ a2 (mod m2) dengan (m1, m2)
= 1.
x ≡ a1 (mod m1) berarti x = a1 + k1
m1 untuk suatu bilangan bulat k1.
Sehingga a1 + k1 m1 ≡ a2
(mod m2)
k1
m1 ≡ a2 - a1
(mod m2) dengan k1 suatu variabel.
Karena (m1, m2)
= 1 maka perkongruenan terakhir ini mempunyai satu solusi untuk k1
modulo m2, katakanlah t, maka k1 = t + k2 m2
untuk suatu k2 memenuhi
perkongruenan terakhir itu.
Jadi x = a1 + k1 m1 = a1
+ (t + k2 m2) m1
x = (a1 +
tm1) + k2 m1 m2
Ini berarti x ≡ (a1 + tm1)(mod m1
m2).
Perkongruenan ini
memenuhi perkongruenan untuk k = 2. Sekarang, sebagai hipotesis diambil bahwa
sistem perkongruenan linier x ≡ a1 (mod m1) mempunyai
satu solusi bersama untuk i = 1, 2, 3, ..., (r - 1).
Misalkan solusi bersama
itu s, maka sistem x ≡ a1
(mod m1), i = 1, 2, 3, ..., (r - 1) dapat dinyatakan sebagai suatu
perkongruenan, yaitu :
x ≡ s (mod m1,
m2, m3, ..., mr - 1)
Sehingga r perkongruenan itu dapat dinyatakan sebagai dua
perkongruenan yaitu :
x = s (mod m1,
m2, m3, ..., mr - 1)
x = ar (mod mr)
Sistem perkongruenan dari dua perkongruenan ini mempunyai solusi
bersama mod (m1, m2, m3, ..., mr - 1, mr)
= 1 sebab mi dan mj saling prima untuk i ≠ j.
2.
Solusi bersama itu tunggal.
Misalkan r dan s adalah solusi-solusi bersama dari sistem tersebut,
maka :
r ≡ ai (mod mi)
dan s ≡ ai (mod mi)
Sehingga (r - s) ≡ 0
(mod mi) ini berarti bahwa mi │ (r - s)
untuk setiap i = 1, 2, 3, ..., k.
Jadi (r - s)suatu
kelipatan persekutuan dari m1, m2, m3, ..., mk,
Karena (mi, mj) = 1 untuk setiap i ≠ j, maka (m1,
m2, m3, ..., mk) │ (r - s).
Tetapi ingat bahwa r maupun s adalah solusi-solusi perkongruenan,
berarti r dan s adalah residu terkecil modulo (m1, m2, m3,
..., mk) sehingga :
-m1, -m2,
-m3, ..., mk < r - s < m1, m2, m3,
..., mk
Mengingat bahwa (r - s)
adalah kelipatan persekutuan dari m1, m2, m3,
..., mk dam (mi, mj) untuk i ≠ j dapat
disimpulkan bahwa :
r - s = 0
atau r = s
Jadi solusi bersama dari sistem x = ai (mod mi)
untuk i = 1, 2, 3, ..., k adalah tunggal.
catatan :
(mi, mj) =1, untuk i ≠ j dengan i = 1, 2, 3,
..., k dan j = 1, 2, 3, ..., k dikatakan m1, m2, m3
saling prima dua-dua.
BAB III. PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sukarman,
Herry. 1993. Materi Pokok
Teori Bilangan. Jakarta: Depdikbud
Maaf pak ,saya bertanya nggih 2x= 1 (mod 5)
BalasHapusMaaf bapak,saya mau belajar ini mohon utk disertakan nomer HP yg bisa saya hubungi di email saya nggih pak , trimksih bnyak pak
BalasHapus